Halaman

Jumat, 13 April 2012

5. PANGERAN ‘MO’

Setelah beberapa menit, Hara dan Rocky sampai di tempat kosan bu Wati.

“Thanks Mas!” kata Hara sambil melempar senyumnya yang khas.

“Ya, sama-sama” jawab Rocky.

“Aku akan menjemputmu besok jam 06.00, jangan telat bangun!” katanya lagi dan langsung memacu mobilnya. Hara hanya diam dan tetap senyum.

“Hari ini sangat indah, ya. . .!” sela Ben agak sinis.

“Oh. . .ya Ben!” jawab Hara senang.

“Akan ku ceritakan apa yang terjadi selama aku pergi padamu!” katanya lagi dengan senyum dibibirnya.

“Aku kira hal itu akan sangat menarik!” seru Ben kesal dan langsung pergi dari hadapan Hara.

“Hai Ben, ada apa denganmu?” seru Hara mengejar Ben.
Sepertinya akan ada yang tersakiti di pagi menjelang siang ini. Ben pun tidur di kamarnya hanya memakai celana kolor.

“Hai, Ben!” seru Hara

“Apa-apan kau Hara! Masuk tanpa ketuk pintu!” jawab Ben kesal.

“Sepertinya kau marah padaku ya, Ben.” Ben hanya diam dan berbalik badan.

“Kalau gitu, aku pergi dulu ya, kau istirahat ya. . .” Hara pun pergi dari hadapan Ben dengan kecewa.

Tiba-tiba terdengar suara katukan pintu.

“Ya sebentar!” seru Hara dari dalam rumah bercat biru itu.

“Mba Nanny!” katanya saat membuka pintu kala melihat wanita cantik memakai kaos putih-hitam, celana jeans.

“Hai Hara! Ini baju dan tasmu!” kata Nanny sambil menyerahkan baju dan tas hijau milik Hara.

“Oh. . . ya, makasih Mba!” kata Hara. “Masuk, Mba!” lanjutnya

“Hara semalam kau kemana? Om Jo marah karena kau tak kembali!”

“Aku dan Mas Rocky tertangkap polisi, Mba!”

“Bagaimana ceritanya?”


“Rocky membawa mobil tanpa membawa SIM dan surat-surat mobil yang lain”

“Oh. . . asik dong berdua-duaan!”

“Asik apanya, nyebelin tau!”

“Ha. . . ha. . . !” tawa Nanny

“Pergi, yu Mba!” kata Hara.

“Oh. . . ya, aku kesini memang mau ajak kamu pergi ke mall, temenin aku ketemu Tyo!”

“Apa, ketemu Tyo!” seru Hara. “Gak. . .gak. . .” katanya lagi.

“Ayolah, nanti ku beliin eskrim besar untukmu!”

“Ga, nanti aku jadi kambing congek!”

“Yah. . .” Nanny kecewa. Setelah beberapa saat akhirnya Hara mau menerima ajakan Nanny. Mereka pergi ke mall dengan naik motor. Ben pun mengejar Hara, tapi terlambat, motor bebek milik Nanny sudah tak tampak lagi.

“Yah. . . sialan!” gumamnya kesal. “Mau Kemana ya, mereka?” tanyanya dalam hati.

Setelah beberapa menit, mereka pun tiba di sebuah lorong dan tiba-tiba motor Nanny mogok, bensinnya habis, dengan terpaksa mereka mendorong motor keluaran 2005 itu ke pom bensin yang jaraknya 1 km.

“Huh. . . capek juga ya, Hara!” kata Nanny sambil menghela nafasnya.

“Tau gini aku gak usah ikut!” kata Hara dalam hati.

Di pom bensin motor Nanny pun mengantri untuk diisi bensinnya. Tiba-tiba sebuah mobil jeep menyerempet Hara. Hara pun terjatuh, lalu pengendaranya keluar, dan. . .

“Maaf!” kata laki-laki yang umurnya tidak jauh dari Hara.

“Oh. . . ! tidak, tak apa!” jawab Hara dengan pandangan kosong ke arah laki-laki itu. Mata Hara yang berbulu mata lentik, melihat lelaki itu, tak berkedip.

“Hai. . . Non” sela Nanny, membuat Hara kaget.

“Oh…oh…” kata Hara, hampir loncat.

“Kau kenal dia?”

“Ya, aku kenal. Dia Mas Mores! Lelaki tertampan di kelas XII. Dia kakaknya Mas Anton, dia punya nama lengkap Mores Cornelious, dan yang terpenting… dia jomblo!” seru Hara, matanya menatap tubuh lelaki yang tegap itu.

“Kau tau banyak atau banyak tau?” sindir Nanny. Hara diam, tak menjawab sepatah kata pun. Matanya tetap tertuju pada lelaki itu. Mores pun pergi dengan jeep nya dan Hara melihat kepergiannya, sampai kerangka mobil tahun 2008 itu tak tampak lagi. “Hai, Hara, ayo!” suruh Nanny mengajak Hara pergi. “Oh…ya, Mba!” jawab Hara yang langsung naik motor Nanny. Di jalan, Nanny mengajak Hara ngobrol tapi tak satupun kata terucap di bibir Hara. Rupanya, hati dan pikirannya masih tertuju pada lelaki yang biasa di panggil ‘Pangeran Mo’ itu.

Kira-kira pukul 12.00, mereka sampai di mall tujuan mereka. “Hai, Nanny!” seru lelaki berjaket biru mendekati Nanny dan Hara. “Hai, Tyo!” jawab Nanny singkat. Kenalkan ini Hara, temanku!” sambung Nanny. “Hai, Hara!” kata lelaki itu sambil menyodorkan tangannya, tapi tak ada reaksi balasan dari Hara, hingga Nanny menepuk punggung Hara. “Oh. . .!” seru Hara kaget sambil menyalami cowo berjerawat di pipinya itu.

Siang itu Hara hanya diam, tak berkata apapun, saat Nanny dan Tyo bercanda. Sampai seseorang menepuk punggung Tyo. “Hai, Tyo !” sapa lelaki itu. “Mores !” mendengar itu, Hara seperti baru sadar dari tidurnya.

“Dimana. . . dimana Pangeran Mo?” seru Hara sambil menengokkan kepalanya kesana kemari. Nanny dan Tyo juga Mores terperangah melihat tingkah Hara yang aneh itu.

“Rupanya kau sudah sadar!” kata Nanny sambil memegang tangan kanan Hara.

“Tuh Pangeran Mo!” lanjutnya sambil menunjuk kearah Mores. Hara pun merasa malu, mukanya memerah saat itu, bak gunung yang dilelehi lahar.

“Duduklah Mores!” kata Tyo yang mempersilakan Mores duduk di sampingnya.

Waktu itu berjalan seperti kilat, cepat sekali hingga pkl. 14.00 Hara tak bicara sepatah katapun hanya “ya” atau “tidak” yang diucapkan bibir manis Hara.

“Hara, kau temannya Anton?” tanya Mores. “Dia sering bercerita tantang mu!” lanjutnya.

“Oh…iya Mas, aku kenal sama Mas Anton, tapi kita belum berteman!” kata Hara.

“Jadi kalian bermusuhan?” tanya Mores.

“Tidak Mas, kami hanya belum berkenalan secara formal ajah!” jawab Hara. Mendengar jawaban Hara itu, Nanny, Tyo dan Mores tertawa.

Setelah beberapa menit, terdengar suara handphone Nanny berdering. Nanny mengangkatnya dan setelah itu, dia mengajak Hara pulang, tapi dia masih ingin di Mall, akhirnya Nanny pulang ditemani Tyo, sedangkan Hara bersama Mores.

“Ya sudah, kalau gitu kamu ditemani Mores, ya Mores, mau kan!” kata Nanny.

“Tentu!” jawab Mores singkat.

“Tapi….” Suara Hara meminta.

“Sudahlah, Ok!” sambung Tyo.

Akhirnya Nanny dan Tyo pergi meninggalkan mereka berdua. Saking asiknya ngobrol, jadi lupa waktu. Tiga jam sudah mereka berada di mall.

“Sepertinya sang surya sudah ingin pergi meninggalkan kita!” kata Mores yang saat itu melihat jam tangannya yang menunjukan pkl. 18.00.

“Oh…Ya!” jawab Hara bernada kecewa. Dihatinya dia berkata “Yach…berakhir deh hari ini!”

“Hara, aku antar kau pulang, mau kan!”

“Oh…tentu, tapi apa ga ngerepotin?”

“Tentu tidak, mari!”

Mereka pun pergi meninggalkan mall, bagi Hara, hari itu sangat indah, begitupun Mores.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar