Halaman

Jumat, 16 Maret 2012

1. Hari yang Aneh

Maharani atau yang biasa dipanggil Hara, gadis cantik yang 14 Februari nanti genap berusia 15 tahun berkulit putih bermata biru, bangun untuk memulai aktifitasnya sebagai siswa SMA International School and University – sekolah swasta yang tediri dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi Internasional – dan sekaligus sebagai seorang warga Puri Taman Sari No. 18, Cirebon. Pagi itu terasa begitu indah bagi Hara, karena ia bangun lebih awal dari biasanya. Dia segera melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Dia satu- satunya perempuan di asrama Inte, yang lainnya laki-laki. Dia pikir, dia bangun lebih cepat dari Ben, sahabatnya yang juga kelas X. 2 di SMA Inte, tetapi ternyata Ben sudah mengantri di depan kamar mandi. “Hai Ben, pagi ini terasa lebih hangat ya…” sapa Hara pada Ben yang ketika itu Ben hanya memakai handuk yang menutupi perut hingga lututnya. “Apa? Pagi?” jawab Ben dengan logat Bataknya. “Ya, pagi ini begitu hangat bukan?” balas Hara meyakinkan. “Hai sadarlah kau, jam segini kau bilang pagi? Lihat jam berapa itu?” seru Ben seraya telunjuknya menunjuk kearah jam dinding kuno itu. “Hah… !” seru Hara terkejut “Kalau gitu aku harus berangkat! Kesiangan” jerit Hara histeris. “ Hara, kau kan belum mandi, Hara!” Ben mencoba mengingatkan Hara yang berlari kocar-kacir. “Tidak Ben, tidak telat itu lebih penting dari mandi…!” pekiknya tanpa malu.

Dia pun bergegas memasukkan segala sesuatu yang dianggap penting untuk dibawa ke sekolah. Dia pergi dengan jalan kaki, karena jarak asrama dan sekolah tidak terlalu jauh. Sesampainya dia di sekolah, dia langsung dicegat oleh Anton, wakil AKS (Agen Keamanan Siswa) yang saat itu sedang berjaga. “Bel masuk telah berbunyi. Kau telat 5 menit!” kata Anton sambil menahan Hara masuk. “Maaf mas, aku…eh saya tidak sengaja telat, mas!” jawab Hara sambil berusaha masuk. Hara sebenarnya takut untuk masuk, karena banyak siswa yang bilang kalau Anton itu Waka AKS yang galak dan tak punya belas kasih, tapi dia harus masuk, biologi ulangan pagi itu. “Kamu Hara, kan! Maksudku Maharani kelas X.2, ya kan!” kata Anton.

“Ya mas, saya Maharani.”

“Kalau begitu kau boleh masuk, sana cepat sebelum aku berubah pikiran…!”

“Ya mas…makasih!”

Setelah Hara berlari beberapa langkah, tiba-tiba…

“Hara…tunggu…!”

“Ada apa lagi, mas…? Katanya aku boleh masuk…”

“Ini punya kamu kan…”Anton menyodorkan pin bertulis nama Maharani.

“Oh…iya mas, makasih…”

“Hara, kalau kau tak keberatan, akan ku antar kau ke kelas mu!”

“Oh..ga, mas…jangan repot-repot mas…”

“Kau lebih aman bersamaku”

Mendengar jawaban Anton, muka Hara pun memerah. “Benar…mas Anton benar, kalau aku jalan sendiri, pasti anggota AKS yang lain menghukumku, karena terlambat” kata Hara dalam hati.

“Terima kasih, mas…” ucap Hara di depan kelas X.2. “Ya, sama-sama” jawab Anton seraya pergi dari hadapan Hara. Hara pun masuk dan mulai belajar, dia menulis, membaca dan beraktifitas layaknya seorang siswa, tapi pikirannya tidak, dia masih bertanya-tanya, “Kok  bisa Mas Anton baik hati pada ku, apa karena aku ini gadis yang cantik dan manis” katanya dalam hati.

Tanpa terasa bel istirahat berdering, namun Hara tetap duduk di tempat duduknya, sampai Ben yang bercucuran keringat karena habis dihukum atas keterlambatannya itu datang dan mengajak Hara ke kantin untuk menghilangkan rasa dahaganya.

“Hai…kenapa kau diam saja, Hara?” Tanya Ben dengan logat bataknya. “Ah…kau rupanya, buat ku kaget saja!” jawab Hara menirukan gaya bicara Ben. “Kau habis olah raga rupanya, pantas otot kau besar sekali, dada kau juga bidang, he…he…!” ledek Hara saat melihat sahabatnya itu bercucuran keringat. “Hei…sudahlah kau jangan mengejekku terus…! Aku habis dihukum sama tuh manusia yang namanya…Anton, ya…Anton Marathon”

“Kasian deh lo…ha…ha…” tawa Hara menambah kemeriahan jam istirahat.

“Ya sudah kau mau antar aku tidak ke kantin, hah…?”

Mereka pun pergi ke kantin. Di kantin seorang siswa memanggil Hara, “Hai, Hara! Duduklah di sini!” suruh Rocky, siswa kelas XI Management Bisnis (MB), yang juga ketua AKS. Tidak biasanya Rocky mengajak siswa lain duduk bersamanya, maklum siswa nomor 1 di Inte, terkadang ego dan rasa angkuhnya mengalahkan rasa persahabatannya.

“Apa aku juga boleh duduk di sini?” Tanya Ben halus. “Aku hanya mengajak Hara” jawab siswa yang tingginya kira-kira 185 cm itu dengan sedikit membusungkan dada. Ben pun pergi, diikuti dengan Hara, namun tangan Rocky langsung menggenggam erat lengan ramping Hara yang lembut, sehingga Hara tak bisa pergi darinya. “Aku, aku mohon Hara!” tegas siswa yang hampir selama hidupnya itu tak pernah memohon. Akhirnya Hara menyerah karena Rocky menggenggam tangannya dengan sangat erat, diapun duduk dihadapan sang Ka AKS.

“Pelayan…!” seru Rocky, setalah beberapa detik kemudian pelayan wanita datang sambil membawa dua gelas orange jus, rupanya Rocky sudah memesannya terlebih dahulu. Hara, siswi cantik nan imut itu pun makin heran melihat tingkah Rocky yang mendadak baik dan tak lagi sombong seperti biasa.

Setelah beberapa menit mereka mengobrol, bel tanda masuk meraung-raung, memanggil siswa yang membandel yang tengah asik menyantap makanan atau yang sedang bermain-main. Hara pun meminta ijin pada lawan bicaranya itu, untuk masuk kelas, dengan berat hati Rocky melepas kepergian Hara, siswi tercantik menurutnya. “Hara, pulang sekolah nanti, aku akan mengantarmu…!” ajak Rocky seakan memaksa Hara.

“Maaf, mas. Aku tidak bisa, karena pulang sekolah nanti aku harus pergi bimbel bersama Ben”

“Baiklah, tak apa, namun lain kali aku akan mengantarmu pulang!”

Hara pun pergi meninggalkan siswa yang terkenal keras kepala itu, tentunya dengan segudang, atau mungkin dua sampai lima gudang keanehan yang menyelinap di hati dan pikirannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar