Halaman

Jumat, 23 Maret 2012

2. Les Mata Pelajaran KELABU

Bel panjang tiga kali berdering, tanda pulang sekolah bagi siswa, mahasiswa Inte yang jumlahnya hampir 5.000 orang dan tanda pulang mengajar bagi para guru dan dosen serta tanda pulang bekerja bagi pegawai Inte. Gerbang Inte yang megah pun dibuka tentunya dengan sekali tekan, karena Inte kini telah dikomputerisasi, serentak para siswa yang sudah kangen pada dunia luar pun berhamburan.

Tampak ditengah-tengah mereka, Hara dan Ben, pulang bersama. Sepanjang perjalanan pulang, dua bersahabat ini saling bercerita tentang kegiatan mereka masing-masing seharian itu, meskipun mereka satu kelas namun Inte membebaskan siswanya mengikuti pelajaran pilihan – setiap hari ada 3 mata pelajaran pilihan dan 5 mata pelajaran pokok. Bagi Hara yang menyenangi pelajaran biologi, dia menceritakan praktikumnya tentang serangga, sedangkan Ben yang lebih suka pelajaran olah raga, dia bercerita tentang dirinya yang telah mampu berenang di kedalaman 10 meter dan berenang pulang pergi, yang jaraknya sekitar 15 meter.

Saat mereka melintasi Jl. Cendrawasih, sebuah mobil mewah berhenti dan menyapa mereka bardua. “Hai, Ben…Hara…!” sapa seorang siswi yang boleh dikatakan cantik. “Hai, Lamping…! Wah…mobil baru rupanya!” jawab Ben girang.

“Ben, ayo ikut, kita lunch yu…!” kata Lamping antusias.

“Oh…ya, tentu. Hara kau mau ikut ga?”

“Oh…maaf Hara, ehmm…” sela Lamping

“Ah…tidak, kalian saja…tadi aku udah makan, kok!” kata Hara dengan gengsi

“Ya, udah…ayo…Ben!” seru Lamping manja

Merka pun akhirnya pergi meninggalkan Hara. “Dasar, Ben. Apa bagusnya sih…si Lamping itu…!” gerutunya kesal. Meskipun sedikit kesal Hara tetap melanjutkan perjalanannya, “Tau gini mendingan aku jalan ama Mas Rocky!” gumamnya lagi dalam hati.

Tak terasa asrama berpagar biru tampak didepan mata, tapi sepertinya ada yang menghalangi pintunya…ya, sebuah mobil sedan cantik berwarna merah, parkir tepat di depan pintu gerbang asrama yang dihuni oleh 22 orang itu. “Hai, Hara. Aku sudah menunggumu lebih dari 10 menit yang lalu…” sapa Jip seorang siswa yang terkenal karena kecerdasan dan ketampananya, dia bagai pngeran diantara siswa di kelas X dan tentu saja kelasnya X.1

“Hai, Jip. Apa yang kau lakukan di sini?”

“Aku ingin, kau pergi ke tempat bimbel bersama ku…”

“What…apa aku sedang bermimpi? Anak orang kaya penyandang dana sekolah terbesar, mengajakku pergi bersama ke tempat bimbel?”

“Ayolah, jangan berlebihan menganggapku seperti itu”

“Sorry…tapi…”

“Please, jangan nolak…mau ya…! Ok, aku tunggu kau di mobil” sela Jip

“Baiklah, tunggu aku 5 menit lagi…”

“Aku gak yakin, si pemalu itu mengajak ku…” gumam Hara dalam hati, penuh tanda Tanya.

“Silakan masuk…” pinta Jip seraya membukakan pintu mobil untuk Hara yang memang siang itu tampil beda dari biasanya. Hara hanya membalas dengan senyum, hatinya berbunga-bunga. Merekapun pergi. Jika ada kesempatan, Jip menginjak pedal gas, hingga kecepatannya meningkat hampir 120 Km per jam, dan saat itu juga tangan lembut Hara – entah sadar atau tidak – memegang tangan kiri Jip sangat erat sambil menjerit ketakutan, “Jip…!”. Namun Jip hanya senyum melihat Hara.

15 menit sudah, mereka berada dalam mobil ber AC itu, tanpa tarucap kalimat, selain “Jip…!” dan senyum manis si arjuna nakal itu. Sesampainya di tempat bimbel, Jip mempersilakan Hara keluar dari mobilnya, “Silakan Hara” kata Jip dengan lembut sambil membuka pintu mobil.

“Thanx”

“Jip…Jip…” seorang gadis seumuran dengan Hara dan Jip menghampiri mereka dan langsung memegang tangan Jip.

“Lepaskan tanganku Jessy”

“Kenapa sih, Jip…kita kan udah pacaran”

“Ya, tapi ga harus memegang tangan kan…!”

“Aku duluan Jip!” sela Hara dan langsung pergi.

“Tunggu Hara…!” Jip mengejar Hara

“Jip…!” seru gadis manja itu, sambil berlari mengejar kekasihnya.

Di dalam ruangan, biasanya Hara duduk sendiri di barisan paling belakang, tapi kali ini Jip menemaninya. Melihat kedekatan Jip dengan Hara, membuat Jessy kesal dan cemburu. Maka Jessy dan teman-temannya menghampiri mereka berdua.

“Hai, Hara! Lo ga pantes duduk disebelah Jip! Lo lupa, kalau lo tuh Cuma pelayan cafĂ©, yang bekerja pada waktu malam, hih…jangan-jangan lo ngerangkep jadi kupu-kupu malem, ha…ha…!” seru salah seorang teman Jessy. Hara hanya diam dan menatap perempuan mulut comel itu sambil meneteskan air matanya, sesekali dia memandang Jip yang hanya diam karena belaian lembut Jessy. Dengan terpaksa Hara pergi dan tak mengikuti bimbel siang itu.

“Kenapa aku ini, mereka hanya iri pada ku, kenapa Jip diam, kenapa perempuan itu begitu benci pada ku, apa salah ku, kenapa semua ini terjadi padaku?” gumamnya dalam hati, makin deraslah air matanya membasahi pipinya. Mukanya yang cerah berubah menjadi gelap. Langitpun merasakan kesedihannya, hingga turunlah hujan deras saat itu. Hara berlindung dibawah pohon, sambil menangis mengingat kejadian itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar